Selasa, 14 Agustus 2012

melayani

 Suatu ketika disebuah departement store masuklah seorang wanita gelandangan. Pakaiannya kotor, compang-camping. Ia berkeliling melihat-lihat seperti layaknya orang yang hendak membeli sesuatu. Di depan sebuah baju yang dipajang ia berhenti.

Seorang gadis pelayan mendekatinya, "Bisa saya bantu, Bu?" tanyanya ramah.

"Saya ingin mencoba baju ini," kata si wanita gelandangan.

"Baik, Bu. Ruang gantinya ada disebelah sana. Silahkan Ibu kesana. Saya akan bawakan bajunya."

Wanita gelandangan itu lalu mencoba baju yang dipajang. Tidak hanya satu, ia mencoba baju yang lainnya. Kemudian satu lagi. Sampai lima baju. Si gadis pelayan tetap melayaninya dengan ramah. Senyumnya mengembang. Ia tidak kesal atau jengkel. Begitu juga ketika wanita gelandangan itu ngeloyor pergi tanpa membeli satu pun baju-baju yang telah dicobanya. Si gadis pelayan mengantarnya sampai pintu keluar. Bahkan dengan sopan mengucapkan terima kasih atas kunjungan wanita gelandangan itu.

Rupanya ada seorang pria yang sejak tadi memperhatikan. Ia mendekati gadis pelayan tadi, "Wanita gelandangan itu sudah jelas tidak bermaksud membeli," katanya mencela, "kenapa kamu melayaninya, bahkan mengijinkannya mencoba baju-baju itu? Bukankah badan dan baju yang dikenakannya sangat kotor dan dekil?" tanyanya pula.

"Saya adalah pelayan disini. Tugas saya melayani siapa pun yang datang kesini sebaik-baiknya; entah orang itu datang untuk membeli atau tidak," jawab pelayan itu tenang.

Begitulah seorang pelayan yang baik. Ia tidak akan terpengaruh oleh reaksi orang-orang disekitarnya; entah dipuji atau dicaci. Ia tetap akan berkonsentrasi pada tugasnya; melakukan yang terbaik dari yang bisa ia lakukan semampu dia, bukan semau dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar